Pages

Monday, November 29, 2010

Kleine Levin Syndrome

Temen-temen ada yang percaya sama dongeng  ‘Sleeping beauty’ nggak ?
Dongeng yang nyeritain tentang seorang putri yang tertidur lama sekali setelah memakan apel dari nenek sihir.
Di dunia nyata, ternyata ada seorang gadis yang menderita penyakit seperti di dongeng sleeping beauty ini, namanya Louisa Ball.
Gadis ini dijuluki oleh teman dan keluarganya sebagai ‘Sleeping Beauty’. Namun kisah hidupnya ini bukanlah dongeng. Louisa Ball (15) kerap tertidur sangat lama, bahkan sampai dua minggu karena ia mengidap sebuah penyakit langka.



Loiusa pun sering melewatkan ujian di sekolah, kursus menari, dan kesempatan berlibur bersama keluarga karena ia benar-benar tertidur begitu lama. Gadis belia yang tinggal di Worthing Inggris ini menurut kacamata medis mengidap Kleine-Levin Syndrome – atau juga dikenal sebagai Sleeping Beauty Disease – di mana para penderitanya dapat tertidur lelap sampai berminggu-minggu.
Menurut keterangan ibu Loiusa, Lottie (45), kelainan ini diderita anaknya sejak Oktober 2008 setelah sembuh dari sakit flu.
“Dia meminum obat flu selama sekitar sepekan, tetapi tak pernah sembuh benar dari penyakitnya. Setelah itu, kami tahu bahwa itu adalah awal dari kebiasaan barunya. Ia merasa lelah dan kondisinya tidak juga membaik. Ia mulai sering ketiduran di sekolah dan melakukan hal-hal tak wajar seperti mengigau saat tidur. Ini benar-benar menakutkan, kami tak tahu harus berbuat apa,” tutur Lottie.
Louisa pernah dibawa berobat ke RS Worthing pada November 2008 dan seorang konsultan anak di sana menyatakan tak tahu pasti apa yang menimpa Louisa, tetapi mungkin dapat dipicu faktor hormonal.
Sejak itu, Louisa sering tertidur sampai 10 hari. Dia bisa tertidur selama 22 jam, kemudian orang tuanya harus berjuang keras memberinya makan dan mengantarnya ke toilet. Setelahnya, Louisa akan kembali tertidur.
“Louisa tak bisa berbuat apa-apa selain tidur. Dia tak bisa ke sekolah di saat tertidur. Sulit sekali membangunkannya tetapi kami harus memberi makanan dan air. Kami harus cepat-cepat memberi dia makan selagi ada kesempatan, tetapi dia selalu mengigau dan melakukan hal tak masuk akal,” ujar ayahnya Richard Ball (44).
“Misalnya ketika tidur, ia berjalan dan berbicara pada saat kami mencoba membangunkannya. Setelah tertidur selama sepekan atau 10 hari, dia tidak akan mengingat kejadian itu,” tambahnya.
Louisa lalu dibawa orang tuanya ke RS St George di Tooting pada Maret tahun 2009 dan seorang konsultan di sana memastikan kalau gadis cantik ini mengidap Kleine-Levin Syndrome.
Sindom Kleine –Levin adalah penyakit syaraf yang langka dimana penderita tidak bisa mengontrol rasa kantuknya. Ditandai dengan masa-masa tidur berlebihan dan mengubah perilaku peneritanya. Sindrom ini kersp disebut hypersomnia periodic. Penderita bisa tertidur selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul/kambuh. Awalnya penderita menjadi semakin mengantuk dantidur untuk hamper sepanjang hari dan malam (hypersomnolence) bangun hanya untuk makan dank e kamar mandi.
Ketika terjaga, keseluruhan sikap pasien berubah sering muncul “lalai” atau kekanak-kanakan. Ketika terjaga, ia mengalami kebingungan, disorientasi, kekurangan energi (kelesuan), dan kurangnya emosi (apatis). Kebanyakan pasien melaporkan bahwa segala segala sesuatu Nampak tidak focus, dan bahwa mereka sangat peka terhadap kebisingan dan cahaya. Pada beberapa kasus, terjadi mengidam makanan(komplusif hyperphagia) dan hyper sexuality.
Sindrom Kleine-Levin adalah siklus. Ketika hadir, KLS gejalanya menetap selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan, dan selama itu, semua kegiatan normal sehari-hari terhenti. Individu tidak dapat bersekolah, bekerja, atau mengurus diri sendiri. Bahkan hanya terbaring di tempat tidur, lelah dan tidak komunikatif bahkan ketika terjaga. Tetapi tidak semua penderita mengalami gejala yang seperti dijelaskan di atas.
Setelah siklus tersebut berlalu, pasien bisa saja kembali normal berminggu-minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahuntanpa mengalami gejala apapaun. Pada masa itu penderita KLS tampaknya berada dalam kesehatan yang sempurna tanpa bukti perilaku atau disfungsi fisik. Namun mereka berhadapan dengan kenyataan bahwa mereka bisa menjadi sakit lagi di setiap saat. Siklus KLS dapat terus berulang kembali selama satu decade atau lebih denagn pengaruh yang sangat buruk pada kehidupan remaja dan keluarga.  KLS merampas bagian-bagian penting dari episode kehidupan mereka, salah satu episode yang menyakitkan dari hidup penderitanya.
 Sebagian penelitian di Amerika Serikat mempercayai akibat penyakit ini mutasi gen atau DNA yang dibawa oleh orang tua penderita. Tetapi penyebab pasti penyakit ini masih belum diketahui. Ada juga yang berpendapat bahwa penyakit ini ada hubungnnya dengan gangguan fungsi otak pada bagian yang mengatur tidur dan lapar.
Belum ada pengobatan definitif untuk penyakit Kleine-Levin Syndrome, tetapi ada dokter yang memberikan obat stimulan pada pasien agar tetap terjaga. Louisa juga pernah diberikan pengobatan seperti itu tetapi tidak pernah berhasil dan setelah didiagnosis sindrom ini, ia sering tertidur hingga 12 hari.
Sekarang, Louisa tengah menjalani terapi lain. Orangtuanya berharap pengobatan ini akan menurunkan pola tidur lamanya. “Terapi ini sepertinya menjanjikan. Dia tidak tidur lagi secara rutin sekitar tujuh pekan, kami berharap ini akan mengurangi tingkat keparahan dan akan membawa ia ke suatu kehidupan yang baru, tandas Ball.

Source :


No comments:

Post a Comment